Kali ini tentang
aku. Sepertinya aku lelah menciptakan karakter yang kusisipi ceritaku sendiri.
Puluhan karakter telah kuciptakan tanpa akhir cerita yang jelas.
Baru saja
terpikir bahwa mengapa tidak kuceritakan tentang diriku sendiri saja? Mungkin
selama ini aku malu mengatasnamakan diriku sendiri pada cerita-cerita yang
kubuat, meskipun tak selamanya nyata kisahku.
Baik, aku akan
mulai bercerita tentang diriku sendiri. Tapi bila ada satu atau lebih hal yang
kurang berkenan, anggap saja itu bukan aku.
Tadi siang aku
mendapat kiriman pesan dari seorang sahabat, Sindy Asta, pencetus
#SehariBercerita. Kabarnya dalam waktu dekat ia akan launching buku barunya. Di mana dan kapan? Rahasia!
Ia memintaku
untuk turut berkontribusi dengan suara serta genjrengan tipisku. Tentu saja aku
sangat gembira.
Bicara soal
gembira, aku, Sindy, dan geng kami semasa SMA dahulu, kami adalah geng cewek IPA
kelas kakap. Kami pernah bolos ramai-ramai ke sebuah kafe ternama di masanya.
Kafe tersebut memang tongkrongan anak bolos. Kami berfoto ria di depan cermin.
Suatu hari, pada
hari ulang tahun Sindy, karena kami hanya memiliki uang sedikit (tanggal tua),
kami membeli sesuatu di kafe tersebut. Namanya SOSIS GEMBIRA, yaitu sosis goreng yang dibalut kriuk berwujud parutan (seperti rambut). Bisa dibayangkan sendiri.
Sampai sekarang,
bahkan sudah lama kafe itu dibongkar, SOSIS
GEMBIRA tetap menjadi makanan favorit kami.
6 Juli 2014.
Tentang kalian para sahabat gembiraku.
Ditulis
dalam rangka turut memeriahkan hari kedelapan #SehariBercerita.
Backsong: Tasya – Libur T’lah Tiba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar