Selasa, 15 Januari 2013

Hari ke-6 : Pria di Bulan

Aku terbaring di bawah langit yang menyelingkuhi matahari. Seharusnya langit bersyukur memiliki matahari yang selalu setia menghampirimu, menemanimu selama penantian. Menantikan rembulan. Tetapi benarkah dia menantikan rembulan? Ceritakan padaku. Aku juga menantikannya.
Menantikanmu.
---
Sebenarnya aku telah melihatmu sejak beberapa jam yang lalu, namun kau tampak samar, tak sejelas saat ini. Bahkan jika aku memejamkan mata, aku masih bisa merasakanmu.
Apa? Apakah kau mengatakan sesuatu padaku? Oh, tolonglah, kau membuat aku lupa akan segalanya. Aku hanya merasakan kau memelukku. Seperti itu yang kau lakukan setiap kali kau datang. Aku suka.
Katakan padaku kau akan tetap di sini. Memelukku dengan hangat. Mengalahkan udara malam.
Kau membuatku tak bosan dan lelah untuk menyunggingkan senyum di bibir kecil ini. Semakin indah dengan iringan tarian bintang-bintang yang sangat manis.
---
Sampai kapan kau di sana? Tidak inginkah kau berada di sini seterusnya, untuk menemaniku? Tak apa kau tinggal di sini, meskipun benda yang kau tinggali harus pergi. Toh dia pasti kembali. Hanya menanti setengah hari. Menantilah bersamaku. Bersama langit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar