Hari ketiga. Disibukkan ini-itu. Tidak sempat memikirkan
tentang ini. Akan aku ceritakan apa saja yang terjadi sehari ini. Tapi sebenarnya
menulis kan tidak usah bingung juga.
Hari ini adalah “hari kejepit” untuk belajar. Ya, aku pikir
terlalu nanggung. Hari Senin besok UAS terakhir. Dua mata kuliah. Tapi aku
malas untuk belajar hari ini. Besok saja sekalian.
Pagi-pagi dibawakan bubur oleh papa. Kami berdua menikmati
bubur ayam sambil menonton TV, yang tidak jelas tayangan apa yang ditonton
karena aku tetap dengan smartphone dan twitterku sedangkan papa dengan
korannya. Jadilah TV yang menonton kami.
Bubur ayam papa sudah habis duluan dan papa naik ke kamar.
Aku tetap di ruang tamu sambil menonton TV (nonton beneran tapi sambil
twitteran). Ada info bahwa tokoh (cie tokoh) favoritku sejak SMP akan tampil di
salah satu acara musik televisi. Aku mengganti saluran TV, menantikan tokoh
tersebut.
Begitu wajahnya terpampang jelas di layar kaca, aku maju ke
TV sehingga hanya berjarak sekitar 30cm. Aku bersorak gembira, terkesima
terperangah melihat dia di sana. Dia berbeda. Dulu dia masih imut-imut, dan
sekarang dia kembali menyanyi, dengan suaranya yang sudah berat seberat hidup
ini(?). Dan AAAAAAA!!!! Aku teringat kembali masa-masa di mana aku begitu
menggilainya. Masa-masa di mana setiap hari aku alay karenanya. Ya, empat tahun
lalu.
Hari yang nganggur
ini memancing diriku untuk kalap. Jika mengerti, anggukkan kepala Anda.
Biasanya sesama perempuan pasti mengerti. Namun setelah berpikir, aku bingung
siapa yang akan aku ajak. Lalu aku menghubungi sahabat-sejak-SMA-ku yang kini
satu universitas namun beda fakultas. Keputusannya, kami tidak akan kalap. Aku
akan datang ke rumahnya. Namun sebelum itu aku harus mengantarkan katalog ke
kost sahabatku yang lain. Sebuah katalog milik (oke, Cha, jangan ngiklan) saya
sendiri(?).
Dengan sudah membawa pakaian untuk menghadiri acara perayaan
Natal kampus, aku menuju kost Dita. Ternyata dia mengajak ke salon untuk memotong
sedikit rambutnya (yang akhirnya terpotong banyak). Selama di sebuah mall itu,
kami mengalami banyak sekali kejadian memalukan, apalagi dengan potongan
rambutnya yang baru. Semua orang menujukan pandangannya kepada kami berdua.
Pasti kami dikira lesbi. Iya, lesbi. Hssshhh...
Di rumah Stephanie, makan siang, lalu mager di kamarnya.
Jangan tanya apa yang kami lakukan. Pasti tahu sendiri apa yang dilakukan
perempuan jika bersama. Ya, curhat. Setelah mandi, kami berangkat ke kampus
dengan mengendarai motor masing-masing.
Kami mengikuti rangkaian acara perayaan tersebut dengan
seksama (sama-sama tidak membawa Alkitab dan sama-sama salah kostum). Usai
acara, kami menghampiri Vera beserta kedua orang temannya. Kami berkenalan dan
saling bertukar cerita.
Suatu acara akan sayang sekali jika tidak diabadikan. Kami
berfoto ria lalu pulang ke rumah kami masing-masing.
Tiba di rumah, Stephanie menelepon dan melanjutkan
curhatannya. Bzzzzzz..... Selamat malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar