Sabtu, 12 Januari 2013

Hari ke-3 : Tidak Sempat


Hari ketiga. Disibukkan ini-itu. Tidak sempat memikirkan tentang ini. Akan aku ceritakan apa saja yang terjadi sehari ini. Tapi sebenarnya menulis kan tidak usah bingung juga.
Hari ini adalah “hari kejepit” untuk belajar. Ya, aku pikir terlalu nanggung. Hari Senin besok UAS terakhir. Dua mata kuliah. Tapi aku malas untuk belajar hari ini. Besok saja sekalian.

Pagi-pagi dibawakan bubur oleh papa. Kami berdua menikmati bubur ayam sambil menonton TV, yang tidak jelas tayangan apa yang ditonton karena aku tetap dengan smartphone dan twitterku sedangkan papa dengan korannya. Jadilah TV yang menonton kami.
Bubur ayam papa sudah habis duluan dan papa naik ke kamar. Aku tetap di ruang tamu sambil menonton TV (nonton beneran tapi sambil twitteran). Ada info bahwa tokoh (cie tokoh) favoritku sejak SMP akan tampil di salah satu acara musik televisi. Aku mengganti saluran TV, menantikan tokoh tersebut.
Begitu wajahnya terpampang jelas di layar kaca, aku maju ke TV sehingga hanya berjarak sekitar 30cm. Aku bersorak gembira, terkesima terperangah melihat dia di sana. Dia berbeda. Dulu dia masih imut-imut, dan sekarang dia kembali menyanyi, dengan suaranya yang sudah berat seberat hidup ini(?). Dan AAAAAAA!!!! Aku teringat kembali masa-masa di mana aku begitu menggilainya. Masa-masa di mana setiap hari aku alay karenanya. Ya, empat tahun lalu.

Hari yang nganggur ini memancing diriku untuk kalap. Jika mengerti, anggukkan kepala Anda. Biasanya sesama perempuan pasti mengerti. Namun setelah berpikir, aku bingung siapa yang akan aku ajak. Lalu aku menghubungi sahabat-sejak-SMA-ku yang kini satu universitas namun beda fakultas. Keputusannya, kami tidak akan kalap. Aku akan datang ke rumahnya. Namun sebelum itu aku harus mengantarkan katalog ke kost sahabatku yang lain. Sebuah katalog milik (oke, Cha, jangan ngiklan) saya sendiri(?).

Dengan sudah membawa pakaian untuk menghadiri acara perayaan Natal kampus, aku menuju kost Dita. Ternyata dia mengajak ke salon untuk memotong sedikit rambutnya (yang akhirnya terpotong banyak). Selama di sebuah mall itu, kami mengalami banyak sekali kejadian memalukan, apalagi dengan potongan rambutnya yang baru. Semua orang menujukan pandangannya kepada kami berdua. Pasti kami dikira lesbi. Iya, lesbi. Hssshhh...

Di rumah Stephanie, makan siang, lalu mager di kamarnya. Jangan tanya apa yang kami lakukan. Pasti tahu sendiri apa yang dilakukan perempuan jika bersama. Ya, curhat. Setelah mandi, kami berangkat ke kampus dengan mengendarai motor masing-masing.
Kami mengikuti rangkaian acara perayaan tersebut dengan seksama (sama-sama tidak membawa Alkitab dan sama-sama salah kostum). Usai acara, kami menghampiri Vera beserta kedua orang temannya. Kami berkenalan dan saling bertukar cerita.
Suatu acara akan sayang sekali jika tidak diabadikan. Kami berfoto ria lalu pulang ke rumah kami masing-masing.

Tiba di rumah, Stephanie menelepon dan melanjutkan curhatannya. Bzzzzzz..... Selamat malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar